BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PEMBUATAN MAKALAH
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kami kepada guru Sejarah. Dan karena begitu pentingnya materi ini dan untuk menambah pematerian, maka dengan ini kami memebuat makalah sejarah kerajaan Tarumanegara
TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
SASARAN
Dengan tersusunya makalah ini semoga kita semua akan lebih banyak tahu hal – hal yang berkaiatan dengan Tarumanegara. Dan semoga makalah ini bisa membawa manfaat seperti yang kami harapkan
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH KERAJAAN TARUMANEGARA
A. SUMBER – SUMBER SEJARAH TARUMANEGARA
PRASASTI
Ada tujuh buah Prasasti yang membuktikan bahwa pada masa yang lalu telah berdiri sebuah kerajaan (Tarumanegara). Ke tujuh Prasasti itu adalah:
1. Prasasti Ciaruteum / Ciampea
Prasasti ini di temukan di daerah Ciampea, Bogor. Teppatnya di tepi sungai Ciaruteun
Di atas tulisan Prasasti itu ada lukisan laba – laba dan telapak kaki. Tulisannya sendiri berupa uisi/ sajak empat baris bunyinya:
“ Ini bekas dua kaki, seperti kaki dewa Wisnu. Ialah kaki yang mulia purnawarma, raja di negeri Taruma. Raja yang gagah berani di dunia”
Dari Prasasti tersebut kita bisa tahu bahwa di daerah tersebut berdiri kerajaan taruma. Rajanya Purnawarman, menganut Hindu / pemuja Dewa Wisnu. Dia juga gagah berani
2. Prasati Jambu / Pasir Kolengkak
Prasasti ini di temukan di bukit pasir Kolengkak. Daerah tersebut termasuk perkebunan jambu terletak 30 Km di sebelah barat Bogor
Tulisan dalam Prasasti ini sebagai berikut:
“ Sri Purnawarman adalah seorang pemimpin yang tiada taranya. Baginda terkenal gagah berani, jujur dan setia menjalankan tugas. Baginda memerintah di Tarumanegara. Baginda memakai Warman, baju Zirah yang tak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang kaki. baginda selalu berhasil menggempur kota – kota musuh. Baginda hormat kepada para pangeran. Namun baginda sangat di takuti oleh musuh – musuh baginda”.
Dari Prasasti diatas kita dapat keterangn bahwa Purnawarman suka memakai Warman (baju Zirah/Besi) yang tidak dapat di tembus senjata. Dari itu juga kita tahu dia sering berperang dan menggempur kota – kota musuhnya
3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini di temukan di kampung Muara Hilir Cibitung Bulang (Bogor) tak banyak yang di ungkapkan dalam Prasasti ini hanya berupa sepasang telapak kaki (seperti kaki gajah). Tulisan yang ada hanya menyebutkan bahwa itu telapak kaki gajah penguasa Taruma
Gambar Prasasti Kebon Kopi
4. Prasasti Pasir Awi
Prasasti ini di temukan di daerah Pasir Awi, Bogor. Pada Prasasti ini juga ada gambar telapak kaki, Prasasti ini di tulis dengan huruf ikal yang belum dapat diartikan
5. Prasasti Muara Cianten
Prasasti ini di temukan di muara Cianten Bogor, seperti Prasasti lain, Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya
6. Prasasti Tugu
Di temukan di daerah Cilincing DKI Jakarta atau di tugu. Prasasti ini adalah Prasasti terpanjang dan terpenting dari Tarumanegara. Sekarang Prasasti itu ada di museum Nasional Prasasti itu banyak memuat keterangan kira – kira sebagai berikut:
“ Dulu kali Candrabagha di gali Purnawarman, Maharaja yang mulia yang mempunyai lengan kencang dan kuat. Setelah sampai ke istana, kali di alirkan ke laut. Istana kerajaan baginda termashur. Kemudian baginda menitahkan lagi menggali sebuah kali. Kali ini sangat indah dan jernih. Kali ini di sebut kali gomati. Kali ini mengalir melalui kediaman nenekanda Purnawarman. Kali Gomati, (galian itu ) 6.122 tumbak panjangnya pekerjaan ini di mulai pada hari baik, tanggal 8 paro petang bulan phalguna dan di sudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja untuk itu diadakan selamatan yang di laksanakan oleh para Brahmana. Untuk selamatan itu Purnawarman menghadiahkan 1.000 ekor sapi”.
Dari keterangan tersebut dapat di simpulkan Purnawarman pernah memerintah penggalian kali Candrabagha lalu kali Gomati. Panjang galian itu 6.122 tumbak (12 Km) pekerjaan itu di mulai pada hari baik tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan di sudahi pada hari tanggal 13 paro petang Bulan Carita, jadi hanya 21 saja selametan baginda di lakukan brahmana di sertai 1.000 sapi yang di hadiahkan
Pembuatan galian tersebut yang jelas untuk pengairan sawah dan pengantisipasi banjir. Dari sini kita lihat Purnawarman raja yang memperhatikan kesejahteraan rakyat. Penggalian ini juga memeperhatikan kesejahteraan rakyat. Penggalian ini juga memperlihatkan bahwa pengetahuan bertani Tarumanegara sudah cukup maju
Menurut para ahli sejarah, kemungkinan besar sungai yang di gali adalah terusan untuk membantu pengaliran sungai Bekasi. Sebab di sebutkan sungai Candrabagha. Menurut Prof. Purbacaraka Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan)
Selaian itu Prasasti tugu ini. Mempunyai unsur penanggalan tetapi tidak memakau angka tahun. Dalam Prasasti tugu terdapat kata Phalaguna dan Carita. Yaitu bulan yang bertepatan dengan pebruari – april dalam tarikh Masehi
7. Prasasti lebak / Cidanghiang
Prasasti ini di temukan di kampung lebak, tepi sungai Cidanghiang (Munjul) isinya kira – kira
“ in ilah tanda – tanda keperwiraan yang ulia Purnawarman. Bginda seorang raja Agung dan gagah berani. Baginda adalah raja dunia dan menjadi panji sekalian Raja”
dari Prasasti ini kita bisa tahu rupanya raja Purnawarman seorang raja yang perkasa yang mempunyai wilayah kekuasaan yang luas. Dia banyak menaklukan raja – raja di daerah sekitarnya
PETA PENEMUAN PRASASTI
SUMBER LAIN
1. Berita Dari Cina
Fa Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana
Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang ndan pandai membuat minuman dari malai kelapa
Dari bukti – bukti yang ada para ahli sejarh menduga Tolomo / taluma menurut Fa Hien adalah Tarumanegara
Dinasti Sui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Sui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak di sebelah selatan
Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa cina untuk Taruma
2. Arca Rajarsi, Wisnu Cibuaya I dan II
1. Arca Rajarsi
Arca ini termasuk arca yang tua, tapi sayang tidak di ketahui pasti tempat temuanya yang asli berdasarkan berita yang sampai, diperkirakan berasal dari daerah Jakarta. Arca ini menggambarkan Rajarsi sebagaimana di sebutkan dalam Prasasti tugu dan meperlihatkan sifat Wisnu – Surya. Sedang Purnawarman sendiri penganut Mazhab itu
2. Arca Wisnu Cibuaya I
Meski berasal dari abad VII M tapi dapat di anggap bisa melengkapi Prasasti Purnawarman. Ini membuktikan adanya aliran seni Jawa Barat. Arca ini memperlihatkan persamaan dengan arca yang di temukan di semenanjung Melayu, Siam dapatlah di duga arca ini mempunyai persamaan dengan langgam seni Palawa di India atau barangkali dengan Caluknya
3. Arca Wisnu Cibuaya II
Arca ini juga di temukan di Cibuaya tapi tidak dapat di ketahui pastinya. Di pastikan arca ini agak tua, sesuai dengan pendapat bahwa Jawa Barat masih menjadi pusat seni dan agama. Dan sesuai pula dengan berita Cina yang mengatakan bahwa pada abad VII m masih ada sebuah kerajaan bernama Tolomo (Taruma)
B. LETAK / WILAYAH KEKUASAAN
Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon
C. BERDIRINYA TARUMANEGARA DAN PEMERINTAHANNYA
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan mulai berdiri sejak abad ke V hampir bersamaan dengan Kutai (Kalimantan Timur)
Kata Tarumanegara berasal dari kata Tarum yaitu sejenis tumbuhan yang daunya di sebut Nila (sejenis zat pewarna Biru). Tarumanegara terletak di Jawa barat. Di kerajaan ini pernah memerintah seorang raja yaitu PURNAWARMAN. Besar kemungkinan raja asli orang Indonesia. Tetapi memakai nama Sansekerta. Sama halnya Asmawarman / Mulawarman raja di Kalimantan Timur
Kerajaan taruma banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun
Dan untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo
Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak / sekitar abad ke V dan ke VI
D. RAJA YANG MEMERINTAH
Tarumanegara mulai berkembang pada abad ke V M. raja yang sangat terkenal adalah Purnawarman. Dia penganut Hindu Wisnu ia di kenal sebagai raja yang gagah berani, tegas, jujur, adil, dan arif di dalam memerintahnya
Ia memerintah cukup lama kapan ia naik tahta dan kapan ia wafat tidak di ketahui. Namun di duga ia memerintah Taruama pada pertengahan abad ke V
E. KEADAAN MASYARAKAT
Mata Pencaharian (Ekonomi)
Mata pencaharian rakyat taruma di perkirakan
1. Perburuan di simpulkan dari adanya perdagangan cula badak dan gading gajah dengan cina
2. Pertambangan disimpulkan dari banyaknya perdagangan emas dan perak
3. Perikanan di simpulkan dari adanya perdagangan penyu, disamping menangkap penyu juga menangkap ikan
4. Pertanian disimpulkan dari penggalian kali untuk mengairi sawah – sawah
5. perdagangan di simpulakan dari adanya hubungan dagang dengan cina
6. Pelayaran disimpulakan dari pengiriman utusan ke cina
7. Peternakan di simpulakan dari hadiah 1.000 ekor sapi dari Purnawarman
Lapisan Masyarakat (Sosial)
Lapisan masyarakat Tarumanegara di duga terdiri dari:
1. Keluarga raja dan kaum bangsawan (pangeran) yang memerintah kerajaan
2. Kaum Brahmana yang memimpin upacara agama dan mengembangkan agama Hindu
3. Rakyat yang terdiri dari pemburu, pedagang, petani, pelayar, penambang, peternak
4. Budak - budak
Kepercayaan (Agama)
Agama yang dianut adalah:
1. Agama Hindu seperti yang di anut Purnawarman
2. Agama Budha meskipun hanya sedikit
3. penganut animisme dan dinamisme
F. RUNTUHNYA TARUMANEGARA
Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita. Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (sepertihalnya terlulis dalam Prasasti Prasasti Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara sekitar + tahun 669 M oleh serangan Sriwijaya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri
SARAN
Dari keberadaanya kerajaan Taruma di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
sumber :http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-sejarah-tentang-tarumanegara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar